Apa yg sedang terjadi dengan Persija…???
Mungkin itu adalah pertanyaan yg ada di benak seluruh pencinta sepakbola tanah air, lebih khusus lagi para pencinta dan pendukung Persija Jakarta. Setelah menjalani 8 partai awal yg luar biasa, pada 4 pertandingan terakhir Persija hanya sanggup meraih 1 kemenangan dan 3 kekalahan, diawali oleh aib yg harus diterima dari Persik Kediri di kandang sendiri, kemudian dalam tour maut ke Papua, Persija harus pulang dengan tangan hampa. 2 kekalahan harus diterima dari Persiwa dan Persipura, dan yg lebih mengejutkan Persija harus takluk 0:6 dari Persipura, yg menjadi rekor kemenangan terbesar dalam Super Liga saat ini. Jika ada yg mengatakan “Tidak ada krisis dalam tubuh Macan Kemayoran..”, tentu itu sebuah kebohongan besar.. Dengan rekor 2 memasukan dan 11 kemasukan jelas ada sesuatu yg sedang terjadi dalam tim..



Isu mengenai keterlambatan gaji menyembul di permukaan, hal itu disinyalir menjadi indikasi mengapa punggawa Macan kemayoran tampil setengah hati. Disamping itu isu mengenai trak rekor seorang Danurwindo yg selama ini dinilai oleh beberapa kalangan kurang mempunyai keberuntungan atau bertangan panas dalam meracik tim pun kembali diapungkan seperti saat awal penunjukan beliau sebagai pelatih Persija. Apakah itu penyebab sebenarnya..?


Ehmm.. mungkin kita harus lebih bijak dalam melihat permasalahan yg terjadi saat ini, okey memang masalah keterlambatan gaji tidak bisa dipungkiri sedikit banyak memang berpengaruh secara psikologis, akan tetapi apakah ada yg bisa menjamin Persija akan meraih kemenangan di Papua jika masalah finansial itu kemarin sudah diselesaikan, menurut saya tidak juga. Sedang mengenai kapasitas pelatih kepala Danurwindo yg kembali dipertanyakan, saya malah ingin balik bertanya “kemana saja orang-orang itu selama 8 pertandingan awal kemarin..? bukankah selama 8 pertandingan awal semua orang memuji kinerja pelatih Danurwindo dan tidak ada satu orang pun yg menanyakan kapasitas beliau..


Jadi apa yg sebenarnya terjadi..??
Sebagai bagian dari tim yg selalu berada di dalam tim, saya lebih suka mengomentari hal-hal yg berbau teknis yg menurut saya menjadi penyebab hasil buruk yg diraih Persija selama 3 pertandingan terakhir. Menurut saya masalah awal keterpurukan Persija adalah jadwal yg cukup padat selama Ramadhan. Persija harus menjalani 5 partai (3 kandang dan 2 tandang ke Makassar dan Surabaya) hanya dalam waktu 3 minggu. Tentu 5 partai dalam 3 minggu dalam keadaan puasa tentu sangat menguras tenaga, puncak dari kelelahan itu adalah ketika Persija tampil melawan Persik sehingga membuat penampilan Persija anti klimaks, dengan hasil kekalahan sebelum libur maka masalah pun berlanjut, Persija harus libur lebaran dengan keadaan psikologis yg terpuruk setelah kekalahan itu. Jelas kekalahan di kandang menjadi beban tersendiri di benak seluruh komponen tim, setelah itu pada hari ke 3 lebaran tim sudah harus terbang ke Wamena yg total seluruh perjalanan memakan waktu 14 jam, belum lagi kita harus dipaksa beradaptasi dengan cuaca Wamena yg berkisar antara 15-20 derajat dengan waktu yg singkat. Setelah itu Persija kembali ke Jayapura yg kondisi cuacanya sangat kontras dengan Wamena yaitu 36 derajat, sehingga kondisi tubuh pemain pun semakin terkuras..


Jadi krisis apa yg terjadi dalam Tim..?
Menurut saya saat ini Persija sedang mengalami krisis kepercayaan diri yg cukup berat, hasil buruk di 3 laga terakhir tidak bisa dipungkiri menghantam mental para pemain, terlebih lagi kekalahan telak 0:6 dari Persipura. Sebenarnya hasil yg diterima Persija dan Persela tidak berbeda, kami sama-sama meraih 2 kekalahan, yg membedakan kami adalah kekalahan telak 0:6 dari Persipura. Mengenai pertandingan itu saya mempunyai analisa pribadi, awal dari bencana kekalahan besar itu adalah 2 gol cepat Persipura di 6 menit pertama yg harus diakui meruntuhkan mental pemain, sebaliknya mental pemain Persipura semakin diatas dengan 2 gol cepat tersebut, sehingga bisa ditebak sisa pertandingan pun Persipura berhasil mendikte Persija dan menambah 4 gol..


Lebih dari itu semua, sejujurnya saya pribadi tidak terlalu khawatir dengan keadaan yg terjadi saat ini, mengapa saya katakan demikian, karena jika kita cermati, sebenarnya kita masih dalam trek untuk mencapai tujuan kita. Jika kita hitung secara matematika perolehan poin tertinggi saat ini di raih Persipura dengan (30) point dan menyisakan 3 partai kandang, artinya poin maksimal Persipura adalah (*39), sedangkan Persiwa dengan (29) poin menyisakan 2 kandang dan 1 away melawan Persipura, artinya jika mereka meraih 2 kemenangan kandang poin mereka menjadi (*35), sedang Persik dan Arema masih harus melakoni tour ke Papua dan Sriwijaya yg notabene cukup berat, sedang Sriwijaya masih menyisakan 3 laga home dan 2 away dengan point (23), jadi jika mereka menang di 3 kandang poin mereka menjadi (*32). Sedang Persija sendiri masih menyisakan 4 laga kandang dan 1 away melawan Persela, jika kita berhasil memaksimalkan 4 kandang artinya kita akan mengumpulkan nilai (*34), artinya jika Persipura dengan (*39) poin, Persiwa(*35) poin dan Sriwijaya (*32) poin, maka kita bisa berada di peringkat 3 klasemen di akhir putaran pertama dan dengan selisih poin yg tidak terlalu jauh dari peringkat 1 dan 2. Belum lagi jika kita berhasil mencuri poin di Lamongan seperti tahun kemarin, maka bisa jadi kita akan berada di peringkat ke-2, jadi menurut saya kita masih dalam trek untuk berburu gelar juara tahun ini…


Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengembalikan kondisi sebaik mungkin baik secara fisik, mental maupun psikologis untuk memaksimalkan 4 partai kandang kita, dan menurut saya pertandingan melawan Persiba adalah pertandingan yg paling krusial, karena jika kita berhasil melewati partai itu dengan baik, saya yakin kondisi psikologis pemain akan kembali dalam keadaan baik, apalagi partai berikutnya melawan PKT kita mempunyai waktu jeda 6 hari, sehingga secara fisik kita akan lebih siap, jika 2 partai ini mampu kita maksimalkan kemungkinan untuk mencuri poin di Lamongan sangat terbuka lebar..


Artinya, kekalahan kemarin memang sangat menyakitkan, baik bagi para pendukung kita apalagi para pemain sendiri, akan tetapi tidak ada yg perlu di besar-besarkan karena sejatinya kita masih di dalam trek menuju juara. Seperti apa yg pernah saya sampaikan di prakata web saya “Kita Tidak Akan Pernah Dewasa Jika Tidak Pernah Mengalami Bernturan”.. Artinya semoga hasil minor di 3 laga terakhir ini mampu memberikan pelajaran bagi kita semua, sehingga mampu lebih dewasa dan bijak dalam mengarungi sisa kompetisi yg sesungguhnya masih sangatlah panjang..


“TETAP SEMANGAT MACAN KEMAYORAN….!!!!!