Pusdikajen Lembang, 23 Oktober 2014.

Sore ini cuaca sangat terik. Waktu menunjukkan pukul 14:40 WIB ketika saya memarkir mobil di belakang asrama Pusdikajen. Suasana masih cukup sepi, hanya beberapa pemain yang nampak sudah terlihat datang. Kebanyakan pemain masih berada di asrama Balitsa yang kurang lebih berjarak satu kilo meter dari tempat latihan ini.

Latihan sore ini sendiri dimulai pukul 15:30 WIB. Sudah menjadi sebuah kebiasaan jika di setiap latihan pertama setelah bertanding, Coach Dejan selalu membukanya dengan mengambil waktu untuk berbicara dengan semua pemain. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan evakuasi terhadap penampilan kami di laga terakhir kemarin. Begitu pun sore ini.

Ditengah evaluasi tim yang sedikit memanas karena hasil yang buruk, cuaca yang tadinya panas terik tiba-tiba berubah menjadi mendung. Alam di Lembang nampaknya juga tidak puas dengan hasil yang kami peroleh selama babak 8 besar ini. Tak berselang lama hujan turun dengan lebatnya, dan kamipun beranjak dari tengah lapangan, menuju salah ke satu tribun di lapangan Pusdikajen ini.

Coach Dejan melakukan evaluasi dengan sangat serius, ia menyoroti kinerja seluruh pemain satu-persatu. Ia sangat tidak puas dengan apa yang ditampilkan seluruh pemain di tiga pertandingan terakhir.

Karakter dan determinasi kami sebagai sebuah tim seakan menguap begitu saja. Ia kembali mengingatkan kami, jika PBR bukanlah tim besar yang di isi oleh para pemain bintang, oleh karena itu hanya kerja keras dan kebesaran hati yang dapat membuat tim ini sukses.

Dua hal tersebut yang menjadi kekuatan utama Pelita Bandung Raya hingga mampu melaju sejauh ini. Di tiga partai pertama babak 8 besar, karakter itu seakan menghilang. Sebagai pelatih ia ingin mengetahui dari sisi pemain mengapa hal tersebut dapat terjadi, dan apa solusi untuk menghadapi tiga pertandingan sisa yang sangat menentukan.

Satu-persatu pemain pun diminta untuk berpendapat. Sebagai kapten tim tentu saya adalah pemain pertama yang berdiri dan berbicara.

"Dua kekalahan dan satu kali seri dalam tiga pertandingan jelas bukan hasil yang baik, kita semua tahu itu. Kemasukan dua gol, dan tanpa dapat mencetak satu gol pun dalam tiga pertandingan adalah hasil yang mengecewakan, kita semua juga pasti setuju.

Dalam sepakbola sejauh apa yang saya tahu, kita tidak akan pernah dapat memenangkan sebuah pertandingan, jika tidak mampu mencetak gol. Dan ketika tim ini tidak mampu mencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir, maka pasti ada hal yang salah.

Bisa jadi ini menjadi kesalahan saya sebagai salah satu pemain menyerang. Mungkin juga kesalahan pemain menyerang yang lain. Atau bahkan bisa jadi cara kita dalam menyerang yang salah.

Hanya mendapat 1 poin membuat posisi kita sangat tertekan. Kemenangan di semua laga sisa menjadi hal yang mutlak, jika kita ingin melaju ke babak selanjutnya. Situasi saat ini sama persis, dengan apa yang kita alami di fase akhir putaran kedua babak penyisihan group. Saat dimana kita harus memanangkan empat pertandingan sisa untuk dapat lolos ke babak 8 besar.

Ketika itu semua orang tidak percaya jika kita mampu lolos. Namun dengan kerja keras dan keyakinan kita, serta kebesaran hati seluruh pemain dalam bermain diatas lapangan, akhirnya kita mampu lolos ke 8 besar.

Orang bijak berkata:

Jika ingin mencium aroma kopi terbaik, maka siramlah serbuk kopi tersebut dengan air yang panas mendidih, artinya kemampuan terbaik seseorang terkadang baru akan terlihat ketika orang tersebut berada dalam tekanan yang luar biasa.

Begitu pula dengan kita saat ini, peluang kita untuk lolos ke semifinal memang kecil dan berat, namun hal tersebut bukan berarti mustahil. Sekarang adalah saat yang tepat bagi kita untuk membuktikan kepada mereka yang meragukan tim ini, bahwa kita memang pantas untuk berada di babak 8 besar.

Yang kita perlukan adalah mengingat kembali bagaimana kita bermain di babak penyisihan, bagaimana kita menikmati setiap pertandingan, dan bagaimana kita bereaksi sebagai sebuah tim. Jika kita mampu kembali melakukannya maka tidak ada hal yang mustahil, termasuk untuk membawa tim ini lolos ke semifinal.

Sebagai kapten tim saya ingin mengingatkan, bahwa kesempatan tidak datang setiap saat, oleh karena itu saat kesempatan itu ada, pastikan jika kita mengeluarkan kemampuan terbaik kita untuk memanfaatkannya. Jika kita sudah mencoba dengan maksimal, maka apapun hasilnya tidak akan menjadi sebuah penyesalan.

Kita sudah sampai sejauh ini, tidak ada alasan bagi kita untuk berbalik arah dan berlari".

Dibawah hujan yang turun begitu deras mengguyur tempat latihan kami, Coach Dejan dan Saya coba untuk membangkitkan mental tim yang memang tengah terpuruk. Kami semua sadar jika peluang kami untuk lolos memang paling kecil dibanding tiga kontestan yang lain. Namun kami semua juga paham betul, jika olahraga bernama sepakbola selalu mampu menghadirkan drama-drama yang membuat kita semua terkesima, dan seakan tak percaya.

Semua kembali kepada tim ini, apakah kami berani mempertaruhkan segalanya untuk mencoba membuat secuil sejarah bagi diri kami dan tim ini, atau memilih sekedar menjadi penggembira di babak 8 besar ini.

Saya bersyukur karena evaluasi sore itu dapat direspon dengan sangat positif oleh seluruh komponen di dalam tim. Dan seperti yang kita ketahui bersama, melalui perjuangan tak kenal lelah hingga partai terakhir, Pelita Bandung Raya akhirnya lolos mendampingi Persib Bandung ke semifinal.

Kemenangan melawan Mitra Kukar, hasil imbang dari Persebaya, serta raihan poin maksimal di laga derby melawan Persib, membuat Pelita Bandung Raya berada di jajaran empat tim terbaik di Indonesia. Sebuah hal yang diawal musim tidak terbayang sedikitpun dibenak masyarakat pecinta sepakbola di negeri ini.

Walaupun pada akhirnya langkah kami terhenti di semifinal, namun sekali lagi sepakbola kembali mampu menunjukkan daya magis nya. Tim yang musim lalu harus melalui laga play off untuk tetap bertahan di Liga Super Indonesia. Musim ini dengan materi yang sebagian besar dihuni oleh para pemain muda, mampu menyejajarkan diri dengan tim-tim besar seperti Persib Bandung, Arema Cronus, dan Persipura Jayapura.

Perjalanan hidup kembali memberi kita sebuah pelajaran, jika keberhasilan adalah milik mereka yang mau berusaha, bekerja keras, dan berani memperjuangkan mimpi-mimpinya....

Selesai ..