“Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada seluruh punggawa Persija, ditengah berbagai permasalahan yang menimpa kami, akan tetapi mereka tetap memperlihatkan bahwa mereka adalah para pemain profesional. Mengenai pertandingan malam ini ada sebuah catatan penting dari saya. Yaitu pemain Arema bernomor 50 Boston Brown adalah seorang “PENGECUT”, menurut saya dia masih harus banyak belajar apa itu arti sebuah “Fair Play”. Terlepas dari itu semua Persija Jakarta dan Arema Malang telah menunjukkan sebuah permainan yang sangat menarik dan menghibur, terima kasih…”


Apa yang tercantum di atas adalah apa yang saya ucapkan dalam konferensi pers setelah pertandingan Persija melawan Arema secara lengkap. Sekilas apa yang saya ucapkan memang terkesan sinis dan arogan, akan tetapi di sini saya ingin memberikan pesan yang tegas bahwa apa yang telah dilakukan oleh Buston Brown telah melanggar etika profesionalisme serta telah mencederai slogan yang tertera di dalam bendera berwarna kuning yang selalu terlihat sebelum pertandingan sepakbola dimulai yaitu “My Game Is Fair Play”…


Seperti yang kita semua ketahui, Brown mencetak gol melalui sebuah bola Fair Play setelah salah satu pemain Persija Ponaryo Astaman tergeletak karena cedera. Logikanya seharusnya bola tersebut dikembalikan kepada Hendro Kartiko, akan tetapi alih-alih memberikan bola tersebut, Brown malah dengan sengaja menceploskan bola ke gawang kami. Kontan hal tersebut memantik amarah kami, karena sejujurnya tidak ada satu pun pemain yang mengira hal tersebut akan terjadi, bahkan para pemain Arema pun saya rasa juga tidak mengira akan hal tersebut…


Satu hal yang sangat memprihatinkan adalah, setelah wasit mengesahkan gol tersebut, Brown malah melakukan selebrasi sehingga terkesan dia telah melakukan hal yang benar dan bangga dengan hal tersebut. Menurut hemat saya ini sebuah gambaran serta contoh yang sangat tidak tepat. Sebagai pemain asing tentu tidak seharusnya dia memberikan contoh yang negatif, apalagi pertandingan malam itu disiarkan secara langsung dan ditonton oleh berjuta-juta masyarakat Indonesia serta beribu-ribu pemain junior kita yang tengah belajar bagaimana cara bermain sepakbola dengan baik dan benar…


Jelas ini sangat berbahaya, mengapa saya katakan demikian. Setelah pertandingan kakak ke-3 saya Tri Agus Prasetyo yang kebetulan berprofesi sebagai pelatih junior di Banjarnegara menyempatkan diri untuk menghubungi saya. Dia berkata bahwa terjadi berbagai pertanyaan dari para pemainnya tentang sah tidaknya gol tersebut serta benar atau tidaknya apa yang dilakukan Brown malam itu…


Secara tegas saya pun menjelaskan kepada kakak saya tersebut. Bahwa pada kasus tersebut wasit telah melakukan tidakan yang benar dengan mengesahkan gol tersebut, karena secara tertulis memang tidak ada peraturan yang menjelaskan bahwa pemain tidak boleh mencetak gol melalui bola Fair Play. Akan tetapi secara etika apa yang telah dilakukan oleh Brown jelas mencederai hukum sepakbola yang selama ini kita semua agung-agungkan yaitu “Fair Play”…


Sehingga semua itu tergantung dari etika setiap pemain itu sendiri, akan tetapi yang jelas hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh setiap pemain yang mengaku dirinya seorang pemain sepakbola profesional. Mungkin kita semua masih ingat apa yang terjadi ketika pada tahun 2002, Budhi Sudarsono melakukan hal yang kurang lebih sama ke gawang Persib Bandung, pada saat itu semua orang termasuk kami para pemain Persija juga mengecam apa yang Budhi lakukan, karena dengan alasan apa pun seorang pemain tidak berhak melakukan tindakan tersebut…


Pada kasus yang lain mungkin kita masih ingat ketika Paolo Di Canio mendapatkan anugerah Fair Play Award dari Federasi sepakbola Inggris, karena berlaku Fair dengan membuang bola yang sudah berada di depan mulut gawang yang kosong, karena melihat penjaga gawang lawan tengah terbaring cedera di lapangan. Menurut saya itu adalah tindakan yang gentle sebagai pemain sepakbola profesional dan wajib kita tiru…


Yang lebih menyedihkan, hari ini tepatnya 2 hari setelah pertandingan tersebut. Dalam sebuah media, Browm membuat pernyataan bahwa dia merasa bangga karena mampu mencetak gol pertamanya untuk Arema setelah sekian lama membela Arema walau dengan cara yang kontroversial, bahkan dia menyatakan bahwa dia melakukan hal tersebut karena terinspirasi oleh gol James Debbah ke gawang Arema pada pertandingan sebelumnya yang dilakukan dalam situasi yang kurang lebih sama…


Jelas ini sangat menyedihkan, secara pribadi saya menyayangkan pernyataan tersebut, mengapa saya katakan demikian, coba Anda bayangkan jika para pemain junior kita ikut terinspirasi dengan hal yang salah ini, tentu akan sangat berbahaya bagi perkembangan ke depan karir mereka. Karena sekali lagi dengan alasan apa pun kita tidak berhak menghalalkan segala cara untuk meraih sebuah kemenangan…


Malam itu setelah pertandingan, saya berjalan menuju bangku cadangan Arema dan menyalami seluruh punggawa serta staf pelatih Arema termasuk Buston Brown. Memang saat pertandingan saya sangat marah kepada Brown, akan tetapi bagi saya pribadi apa pun yang terjadi di dalam lapangan tidak sepantasnya dilanjutkan di luar lapangan. Pada kesempatan itu beberapa pemain Arema meminta maaf atas kejadian gol ke-2 Arema tadi, sekali lagi bagi saya pertandingan sudah berakhir dan “Berbeda bendera di dalam lapangan bukan berarti kita tidak bisa bersahabat di luar lapangan”…


Jadi jika pada konferensi pers saya mengecam Buston Brown dengan menyebut dia sebagai seorang “Pengecut” bukan berarti saya memusuhi dia sebagai pribadi, akan tetapi apa yang saya katakan lebih kepada penegasan bahwa apa yang dia lakukan pada pertandingan tadi sangat tidak pantas untuk ditiru oleh pemain manapun yang telah melihat pertandingan malam itu secara langsung melalui layar TV. Lebih daripada itu sebagai salah satu pemain nasional, saya mempunyai kewajiban secara moral untuk melindungi serta memberikan pengertian dan contoh yang baik tentang permainan sepakbola bagi generasi di bawah saya…


Semoga apa yang saya tulis ini, mampu memberi penjelasan secara gamblang bagi para pemain junior di Banjarnegara khususnya, yang telah menunggu artikel saya ini dan para pemain junior di seluruh Indonesia umumnya tentang insiden gol yang terjadi pada pertandingan Arema Malang Vs Persija Jakarta malam itu…


Sekali lagi “MY GAME IS FAIR PLAY”…!!!!