Pernahkah anda mendengar seorang komentator sepakbola di televisi berkata, "Selamat menyaksikan partai final EURO 2012, antara tim nasional FIGC melawan tim nasional RFEF.?" Saya yakin hal tersebut hampir mustahil terjadi. Kalimat yang lazim terucap adalah, "Partai final antara tim nasional Italia melawan tim nasional Spanyol".

Bukan Indonesia namanya, jika segala sesuatunya tidak diperdebatan. Bukan Indonesia namanya, jika perdebatan yang terjadi tidak didasari oleh fanatisme membabi buta. Dan bukan Indonesia namanya, jika perdebatan yang didasari oleh fanatisme membabi buta tadi, tidak lengkapi dengan keinginan untuk saling menghujat dan menghakimi, diantara satu dengan yang lain..

Teras belakang rumah, Kamis  4 Oktober 2012..

Sore ini hujan turun dengan derasnya membasahi ibukota tercinta, Jakarta. Awan hitam yang bergelantungan disana-sini, membuat keadaan mulai terasa gelap sebelum waktunya. Secangkir teh panas tanpa gula dan sepiring talas rebus menemani lamunan saya diatas meja. Suara gemuruh dan nyala kilat, sesekali menambah dramatis suasana sore ini di kediaman saya tercinta..

Beberapa hari yang lalu isu dugaan suap Final Piala AFF 2010 kembali mencuat. Jika kita sedikit menoleh ke belakang, ini bukanlah untuk yang pertama kali isu ini dihembuskan. Setelah yang pertama kali adalah pada awal tahun 2011, ketika seorang petugas pajak yang menggunakan nama samaran Eli Cohen menulis surat terbuka kepada Presiden SBY. Surat itu berisi pengakuan dari salah satu pengurus PSSI mengenai terjadinya pengaturan skor, disertai dengan knonologinya. Kemudian 3 bulan yang lalu ketika sebuah akun twitter mengangkat kembali hal ini, bahkan akun tersebut mengklaim mempunyai bukti-bukti kuat berupa rekaman percakapan telephon. Dan yang terakhir adalah beberapa hari yang lalu..

“Darkness cannot drive out darkness: only light can do that.. Hate cannot drive out hate: only love can do that.” - Martin Luther King Jr.